Jakarta: Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai
Zanuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid kemarin, Rabu (17/4), malam
adalah demi meluruskan anggapan terjadinya sebuah pengingkaran terhadap
sebuah janji yang sebenarnya tidak pernah ada.
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa
menyampaikan hal ini di kantornya, Gedung Binagraha, Kompleks Istana
Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/4) siang.
“Presiden SBY telah menyampaikan pernyataannya dengan jelas demi
diluruskannya beberapa hal. Penegasan Presiden terkait dengan anggapan
sebagian kalangan yang menegaskan kesan telah terjadinya pengingkaran
kepada sebuah janji yang sebenarnya tidak pernah ada,” kata Daniel
Sparringa.
Agar tidak terjadi anggapan yang keliru, lanjut Daniel, SBY perlu
mengirim pesan yang jelas kepada publik untuk menegaskan sikap hormat
SBY pada niat baik Yenny Wahid untuk memajukan Indonesia atas dasar
ikatan idealisme yang mengikat persahabatan di antara kedua belah pihak,
Yenny dan SBY.
“Ini sama sekali bukan soal partai atau politik,” Daniel menegaskan.
Menurut Daniel, apa yang disampaikan Presiden SBY merupakan
pernyataan diri yang sangat personal tentang bagaimana integritas
diantara ucapan dan tindakan memperoleh pembelaan yang sewajarnya.
“Presiden SBY juga menaruh harapan yang sangat besar bahwa ibu Yenny
Wahid dapat terus berkiprah dalam perjuangan politiknya dan mengilhami,
termasuk kalangan perempuan pada khususnya,” Daniel menambahkan. (har)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar